Waktu untuk IBADAH

Pentingnya "ATTITUDE' guru...

Senin, 07 Februari 2011
Bila ada yang mengatakan bahwa "Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa" maka saya yakin semua setuju: Betapa tidak dari seorang guru dapat dilahirkan orang orang hebat sekaliber Albert Einstein, misalnya.
Karena seorang guru pula ada siswa yang suka mata pelajaran tertentu dan juga membenci pelajaran tertentu. Saya pernah bertanya pada beberapa orang siswa mengapa ia suka pada pelajaran A dan membenci pelajaran B ternyata banyak alasannya karena gurunya. Jadi Betapa attitude guru bisa menjadi penentu seorang siswa. Jadi harusnya seleksi seorang guru harusnya lebih ketat dilihat dari kemampuannya dia mengajar, kepintaranya secara akademis, kesabarnya menghadapi anak serta akhlaknya yang baik.
Betapa takutnya anak saya yang ketika itu mau sekolah SD gara gara guru kelas I nya galak dan tidak sabaran. Betapa beban psikologis anak saya terganggu sampai sekarang. Saat saya konsultasikan ke psikiater, ternyata tidak ada gangguan dari segi intelektualitas anak tapi karena tekanan guru yang mengajarnya dan menganjurkan pindah. Saya tidak bisa membayangkan apa jadinya bila prosentase guru yang demikian ada di Indonesia cukup besar, bagaimana nanti masa depan anak-anak kita.
Saya masih teringat terus kata-kata siswa saya ketika bertemu dengan saya,  bahwa dia terinsiprasi dan termotivasi hanya dengan cerita cerita saya saat sekolah dan kuliah di perguruan tinggi.  Betapa hanya dengan kata-kata biasa saja menurut saya bisa mempengaruhi anak didik kita begitu luar biasa. Apalagi bila ditambah dengan attitude yang luar biasa dari kita sebagai guru.
Seharusnya sertifikasi juga mengukurnya bukan secara akademis dan lamanya mengajar saja, tetapi juga penilaian siswa apakah gurunya sudah betul-betul menjadi figur yang membuat mereka nyaman belajar dalam artian siswa termotivasi untuk belajar dan mampu mengembangkan kemampuannya. 
Saya sangat setuju dengan ide bahwa penilaain sertifikasi tidak hanya berdasarkan atas lamanya mengajar, tapi pada prestasi kerja, komitmen dan juga penilain anak didik. Kalau tidak punya komitmen, walaupun sudah disertifikasi masih tetap ogah-ogahan mengajarnya. Diusamping mengajar, guru juga diharapkan bisa memotivasi kepada siswa dan mampu memberi tauladan kepada siswa-siswanya. 
Keberhasilan seorang guru bukan terletak dari kemampuan mengumpulkan harta kekayaan atau uang yang banyak. Meskipun, ini menjadi indikator yang paling utama dalam kehidupan. Guru tidak akan pernah bisa kaya seperti pengusaha ataupun kaya seperti seorang pemilik saham, tetapi yang jelas seorang guru akan tetap kaya akan ilmu. Kekayaannya tidak akan ada habisnya bahkan sampai ketika namanya masih digunakan walaupun ia telah tiada. Kenangan akan kekayaan seorang guru yang tulus dalam menjalani profesinya akan tetap membekas di dalam ingatan para murid-muridnya.
Saya mengamati, sebetulnya, sekarang cukup banyak guru-guru muda yang sangat peduli dengan profesi guru. Mereka mencoba untuk menjadi guru yang profesional dan berusaha meningkatkan aktulisasi diri mereka dengan cara berprestasi. Mereka memang ingin menjadi guru berprestasi dan berdedikasi. Kebanyakan dari mereka juga kurang tertarik untuk menjadi kepala sekolah, sebab menjadi guru adalah darah dagingnya. Guru semacam inilah yang kita dambakan. Saya juga ingin menyampaikan bahwa mestinya guru adalah pelajar sepanjang hayat, yang tidak akan pernah lulus. Seorang guru yang merasa sudah pandai dan melupakan pengembangan dirinya, akan tenggelam ditelan perubahan. Pahala bagi seorang guru, walau telah meninggal pun, akan terus mengalir selama kebajikan ilmu yang diberikan diamalkan dengan baik oleh murid-muridnya. Sebaliknya dosa nya pun akan terus mengalir, jika guru mengajarkan yang tidak baik dan diamalkan oleh murid-muridnya.
Seberapa berpengaruhnya Attitude GURU dalam keberhasilan Pendidikan, memang diperlukan sebuah penelitian.Kalau di Kedokteran ada penilaian professional behavior (tingkah laku profesional) sebagai seorang dokter. Jadi tidak cukup atitude tetapi behavior krn atitude tercermin dalam behavior (yg bisa diukur). Pengukuran/penilaian dilakukan oleh orang-orang yang berinteraksi dengannya selama dia bekerja, jadi prinsip penilaian 360 derajat mirip dengan sistem penilaian karyawan.

Untuk kasus guru mungkin bisa menggunakan cara diatas. Pertama-tama kita tetapkan dimensi tingkah laku apa yg akan diukur (manefestasi dari atitude yang dibutuhkan sebagai guru/cerminan sikap ideal yg harus dimiliki guru). Jadi yang dinilai bukan skill tetapi tingkah laku.

Kedua kita tentukan siapa saja yang akan menilai. Mengikuti prinsip 360 derajat maka penilai sebaiknya adalah:
1. Kepala sekolah
2. Teman se profesi (minimal 2 orang)
3. Siswa yang diajar (minimal 10 orang mewakili yang pandai dan kurang pandai)
4. Dirinya sendiri
5. Bisa jadi ditambah wali/orang tua (jika dibutuhkan)

Ketiga kita tentukan mekanisme penilaian:
1. waktu penilaian
2. cara melaksanakan penilaian
3. formulir yang digunakan (jika mengunakan formulir), atau software yg digunakan (kebetulan kami pernah membuat software tsb)
4. dll

Keempat evaluasi hasil penilaian
1. validasi (apakah dinilai secara obyektif atau subyektif)
2. benchmark (dibandingkan) antara satu guru dg guru lain (biasa dibuat dalam bentuk diagram) sehingga dapat dilihat mana guru yg mendekati kebutuhan ideal dan mana yang harus di develop
3. tiap guru dibuatkan tabel behavior apa saja yg harus ditingkatkan krn dibawah rata-rata atau batas minimal.
4. dirancang bentuk kegiatan peningkatannya
5. aktifitas peningkatan pada masing-masing guru

Kelima hasil penilaian tiap guru ini dapat dijadikan oleh Dinas Pendidikan sebagai bahan dalam mengevaluasi sekolah. Tiap sekolah dapat dibenchmark (dibandingkan) untuk dilihat mana sekolah yang unggulan (karena kualitas gurunya, bukan krn yg beruntung memiliki siswa2 pandai bawaan) dan mana sekolah yang perlu pembinaan.
demikian.
Semoga bermanfaat.Semoga menjadi bahan renungan kita semua. Majulah guru Indonesia.

Pendaftaran SNMPTN Jalur Undangan 2011 - SNMPTN

Selasa, 01 Februari 2011
Bagi anak anakku yang menginginkan informasi seputar SNMPTN 2011 melalui jalur undangan, berikut link yang bisa digunakan untuk menggali informasi :

Pendaftaran SNMPTN Jalur Undangan 2011 - SNMPTN
SNMPTN
Daftar Program Studi yang Ditawarkan untuk SNMPTN Jalur Undangan 2011 - SNMPTN

Semoga bermanfaat, dan semoga dapat memperoleh PTN sesuai dengan yang diharapkan. Selamat dan sukses