Waktu untuk IBADAH

Bila Ilmu itu Cahaya, maka GURU adalah.....

Kamis, 02 Desember 2010
Rekan Guru yang tercinta. Izinkan diri ini berbagi, mengungkap kata yang tersimpan di dalam dinding nurani.
Seperti yang kita pahami bahwa belajar adalah sebuah proses mengenali kehidupan. Yang dengannya seorang anak manusia mampu menjalani kehidupannya dan mengatasi berbagai persoalan kehidupan dengan kemampuan dan wawasan yang dimiliki serta karakter yang terbentuk selama proses pembelajaran tersebut.
Ya… Ilmu itu cahaya. Ia yang akan memberikan petunjuk jalan bagi setiap anak manusia mengenali jalan-jalan yang akan dilaluinya dalam kehidupan. Ia yang memberikan pencerahan dalam kehidupan seseorang saat gelombang permasalahan menghampirinya.
Rekan Guru tercinta. Bila ilmu itu cahaya, maka guru adalah…………………………..
Muncul sebuah layar lebar dalam pikiran ini yang menghadirkan sebuah film kehidupan bertemakan guru dalam kehidupanku. Betapa berartinya mereka dalam membangun karakter dan cara pandang ku melihat kehidupan ini, yang akhirnya mengantarkan diri ini ke dunia guru, dunia yang penuh dengan nilai-nilai kehidupan dan kebajikan.
Dalam termenungku, terlintas gambaran cermin yang sedang memantulkan cahaya. Oh… inikah salah satu jawabannya …
Bila ilmu itu cahaya, maka guru adalah ........ cermin
Kebeningan Sebuah Cermin
Rekan Guru tercinta. Hanya cermin yang bersih yang mampu memantulkan cahaya dan menerangi jiwa-jiwa yang setia berharap mendapatkan cahaya ilmu itu. Kebeningan cermin itu akan memberikan gambaran utuh yang akan dilihat dan menjadi panutan bagi mereka yang kita ajarkan.
Rekan Guru terkasih. Diri ini tak sanggup membayangkan jika cermin itu kusam dan dipenuhi oleh kotoran. Ya…. Ia tak akan mampu memantulkan cahayanya secara maksimal. Bayangkan mereka yang mengharapkan cahaya itu, dalam kabut keraguan mencoba menerka arti bayangan cahaya yang dipantulkannya. Mungkin ketidakmengertian siswa dan ketidakpahamannya menyerap pelajaran karena cermin itu terselimuti debu dan kotoran yang menghalangi cahaya masuk ke dalam jiwa dan pikiran mereka.
Ya…… kebeningan cermin itulah yang mampu mengantarkan setiap anak didik memahami apa yang kita ajarkan kepadanya. Menumbuhkan semangat dalam jiwa mereka dalam mengatasi kesulitan belajar. Mengubah keputus-asaan menjadi harapan.
Rekan Guru tercinta. Kebeningan cermin itu hanya dapat dibasuh dengan air keikhlasan dan kain kecintaan dari hati yang penuh cahaya. Keikhlasan dan kecintaan inilah yang akan melahirkan antusiasme serta kegembiraan suasana belajar dan menghadirkan kreatifitas.
Mengajar adalah sebuah profesi yang berhubungan dengan kasih sayang, kecintaan, kepedulian, pelayanan, dan pertumbuhan pribadi. Sudahkah kita menghadirkan semua itu ke dalam kelas dan setiap pembelajaran ?
Kebeningan sebuah cermin adalah hati yang hidup dan penuh keberserahan yang tulus dalam diri setiap guru. Ketulusan adalah wajah dari kedamaian di hati dan kejernihan di pikiran. Satu hari yang penuh ketulusan adalah pembuka kemudahan di esok harinya.
Bukankah Dia Yang Maha Bijaksana menjanjikan kepada mereka yang ikhlas dan menampilkan keberserahan yang tulus akan mendapati kekayaannya berada dalam kalbunya, menghimpunkan baginya semua potensi yang dimiliki, dan dunia akan datang sendiri kepadanya seraya mengejarnya ?
Pantulan Bayangan Cermin
Rekan Guru yang ku cintai. Kita adalah gambaran dari sebuah bayangan yang dilihat oleh para siswa. Apa yang kita tampakkan, dari sikap perbuatan dan perkataan, adalah model yang akan dicontoh oleh murid-murid kita tercinta. Ya ... semangat kita, kegembiraan, kedisiplinan, keramahan, keseriusan, keinginan berubah, dan ketulusan kita akan dicontoh oleh mereka.
Inilah hakikat pembelajaran. Kekuatan pembelajaran terletak pada kemampuan guru menjadikan dirinya teladan dalam meningkatkan kualitas dalam kesehariannya. Kualitas ilmu, kualitas sikap, kualitas bicara, kualitas wawasan, kualitas semangat dan kualitas kehidupannya.
Rekan Guru terkasih. Sering kali kita memotivasi siswa kita untuk belajar, bersikap yang lebih baik, menjunjung tinggi kejujuran dan kebenaran, serta menambah wawasan. Tetapi, kita lupa untuk memotivasi diri ini untuk melakukan apa-apa yang kita perintahkan kepada siswa.
Kita sadari bahwa dalam tugas kita sebagai Pengharus Kebaikan – kita tidak terbebaskan dari keharusan untuk tetap menjadi Peneladan Kebaikan, karena tanpanya – kita tidak akan bertenaga sebagai Penganjur Kebaikan, dan kehilangan kepantasan untuk menjadi Pengharus Kebaikan.
Bukankah Dia Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang amat sangat membenci orang-orang yang menasehatkan sesuatu tapi dirinya sendiri tidak melakukannya ?
Pandangan Sebuah Cermin
Rekan Guru yang penuh kecintaan. Pandangilah sebuah cermin, maka ia akan menampilkan apa adanya diri kita. Begitu juga seorang guru. Ia akan melihat siswa-siswanya dengan berbagai kelemahan dan kekurangan serta bakat dan potensi yang dipendamnya.
Ia sangat memahami bahwa setiap anak berbeda. Oleh karena itu, ia akan memastikan setiap siswa mendapatkan pemahaman melalui metode yang berbeda-beda sesuai dengan karakteristik siswa. Lebih dari itu, seorang guru akan berupaya menjadikan siswa-siswanya lebih besar dari apa yang ia pandangi hari ini.
Rekan guru yang penuh kasih sayang. Adakah yang paling membahagiakan dibanding menatap wajah seorang anak dan menyaksikan kebingungannya berubah menjadi keceriaan saat ia mampu memahami dan menyelesaikan tugasnya, dan keceriaan itu berubah menjadi rasa bangga atas prestasinya ?
Dalam kekhusyuanku, gambaran cermin itu berubah menjadi sosok bintang yang memantulkan cahaya yang begitu benderang. Oh… inikah jawaban selanjutnya …
Bila ilmu itu cahaya, maka guru adalah .......... bintang
Rekan Guru yang penuh cahaya. Sebuah bintang adalah perlambang dari sebuah cita-cita yang tinggi, pandangan yang jernih, dan kejelasan visi. Selain itu, bintang adalah sosok kesetiaan. Dengan kesetiaan itu ia menerima dengan tulus cahaya matahari dan menerangi malam hari dengan cahaya tersebut.
Kehidupan sebuah bintang pun begitu menakjubkan. Pada akhir kehidupan sebuah bintang, ia akan bercahaya dengan amat sangat terangnya sebelum bintang itu mati. Namun, kematiannya akan melahirkan bintang baru yang akan lebih terang dari bintang sebelumnya.
Rekan guru yang penuh cinta. Itulah hakikat karir seorang guru. Dengan setia ia belajar menerima kebaikan dan dengan kebaikan itu ia ajarkan kepada semua manusia yang menjadi muridnya. Dan dalam kehidupan seorang guru, seharusnya melahirkan sebuah karya layaknya sebuah bintang cemerlang. Yaa.... karya terbaiknya adalah anak didiknya yang akan ia upayakan bintangnya bahkan lebih benderang dari dirinya.
Hingga suatu saat, dengan rasa bahagia dan penuh kebanggaan ia berkata,” Dulu presiden itu, dulu menteri itu, dulu pengusaha itu, dulu artis itu, dulu atlit itu, dulu panglima itu, dulu pahlawan itu...... adalah MURIDKU ”. Dan, saat malam tiba, nama seorang guru akan selalu diingat bagai bintang di atas sana.
Ku tarik nafasku perlahan, ku tenangkan jiwaku, perlahan gambaran sosok bintang itu berubah menjadi wajah-wajah muridku.
Bila ilmu itu cahaya, guru adalah cermin dan bintang, maka muridku adalah ........ Guru Terbaikku.
Rekan Guru tercinta. Ada hal penting yang ingin kubagi.. tentang sebuah alasan besar bagi ku tetap bertahan dengan dunia anak. Yaitu, aku belajar banyak dari mereka. Mereka bukan sekedar murid bagi ku.. tetapi guru terbaik yang mengajarkan aku menyelami makna hidup....
Aku belajar kesungguhan dari kesulitan mereka mencerna apa yang ku ajarkan. Mereka mengajarkan betapa ringannya semua tugas dan tanggung jawab jika dihadapi dengan keikhlasan
Aku belajar sabar dari setiap masalah yang mereka perbuat, Mereka mengajarkan bagaimana mudahnya menyelesaikan sebuah masalah jika dihadapi dengan penuh cinta dan persaudaraan.
Aku belajar bersyukur dari setiap kegembiraan saat mereka mampu mengerjakan sebuah soal yang mereka anggap sulit. Mereka mengajarkan kepada aku betapa setiap kesulitan akan dapat kita lalui jika diiringi kegembiraan dan keyakinan.
Aku belajar malu saat mereka mengakui sebuah kesalahan. Mereka menyadarkan betapa tidak tahu malunya aku, berulang kali melakukan kesalahan dalam hidup tanpa pernah mau menyadarinya.
Aku belajar komitmen dari kesediaan mereka menerima konsekwensi apa yang mereka lakukan. Mereka menyadarkan aku betapa pengecutnya diri ini berulang kali lari dari setiap masalah
Rekan Guru yang penuh dedikasi. Mari kita sambut tangan siswa-siswi kita dengan tatapan penuh cinta. Karena merekalah yang menjadikan tiap detik yang kita lakukan bernilai tinggi di sisi-Nya,
Rekan Guru semua, di akhir renunganku, aku titipkan sebuah pesan yang begitu indah untuk mu.
Pekerjaan Anda adalah sebuah mata rantai dari sebuah untaian rantai pengalaman yang membentuk keseluruhan karir Anda. Maka pastikanlah bahwa setiap pekerjaan yang Anda tangani – menjadi sebuah mata rantai yang design-nya akan membentuk sebuah keutuhan yang meninggikan Anda di kemudian hari..
SELAMAT HARI GURU... Maju terus Pendidikan Indonesia..!!!

0 komentar:

Posting Komentar